Kamis, 01 November 2012

Badai Sandy Usai, Obama-Romney Kembali Saling Kritik

 
Kompas.
Presiden Barack Obama dan pesaingnya, Mitt Romney, pada Kamis (1/11/2012) kembali berkampanye dan saling mengkritik program dan visi untuk Amerika yang ditawarkan jika terpilih menjadi presiden.

Setelah selama tiga hari keduanya melakukan "gencatan senjata" akibat bencana badai Sandy yang menghantam pesisir timur AS, kini keduanya memasuki babak akhir kampanye sebelum pemungutan suara dilakukan pada 6 November mendatang.

Sehari setelah mengunjungi Negara Bagian New Jersey yang dihantam badai Sandy, Obama langsung mengunjungi empat negara bagian penting yang suaranya diperebutkan kedua kandidat.

Di Green Bay, Wisconsin, Obama memuji warga AS yang bekerja sama menghadapi badai Sandy. Tak lupa, Obama mengingatkan khalayak untuk memberinya kesempatan empat tahun lagi bekerja di Ruang Oval Gedung Putih.

"Saat bencana menerjang, maka sisi terbaik warga AS muncul. Semua perbedaan yang selama ini ada terasa mencair. Tak ada Demokrat, tak ada Republik di masa bencana, yang ada hanya saudara sebangsa, Amerika," ujar Obama.

Setelah berkampanye di Wisconsin, Obama langsung terbang ke negara bagian lain dengan massa mengambang, yaitu Nevada, sebelum kemudian menuju Colorado dan menginap di negara bagian kunci lainnya, Ohio.

Dalam kampanyenya, Obama mengkritik Romney dan menyarankan dia untuk "mengganti" caranya menawarkan diri.

"Di pekan terakhir kampanye ini, Gubernur Romney sudah menggunakan semua bakatnya sebagai "salesman" dengan menggunakan semua kebijakan yang merusak negara ini, kebijakan yang sama yang kami ubah selama empat tahun ini; dan dia menawarkan itu sebagai sebuah perubahan," sindir Obama.

"Apa yang ditawarkan Romney bukanlah sebuah perubahan. Memberikan dukungan untuk bank-bank terbesar bukanlah perubahan. Meninggalkan jutaan warga tanpa asuransi kesehatan pun bukanlah perubahan," kata Obama.
Dalam kampanyenya di Negara Bagian Virginia, Mitt Romney juga habis-habisan menyindir serta mengkritik kebijakan dan program yang ditawarkan Barack Obama.
"Saya tahu pendukung Obama berseru 'empat tahun lagi'. Namun, kita akan menyeru 'lima hari lagi'," ujar Romney di hadapan pendukungnya di Roanoke, Virginia, merujuk pemungutan suara yang tinggal lima hari lagi.

Romney juga mengkritik rencana Obama yang ingin mengangkat seorang "menteri urusan bisnis". Menurut Romney, langkah itu tak akan bisa mengubah arah perekonomian AS.

"Kita tak perlu menteri urusan bisnis untuk memahami bisnis. Kita memerlukan presiden yang memahami bisnis. Sayalah orangnya," kata Romney yang, selain politisi, juga seorang pebisnis sukses.

Keputusan Obama membatalkan kampanyenya dan fokus untuk menangani bencana badai Sandy terbukti sangat efektif. Kini Romney berusaha keras untuk kembali memunculkan dirinya, setelah semua pandangan tertuju pada badai Sandy dan langkah Obama.

Bahkan, Gubernur New Jersey Christ Christie, yang adalah kader Partai Republik, terang-terangan memuji langkah yang diambil Presiden Obama dalam menangani bencana.

Dukungan untuk Obama juga datang dari Wali Kota New York Michael Bloomberg, yang merupakan mantan politisi Partai Republik.

Harian ekonomi terbitan London, The Economist, juga mendukung Obama. Harian dengan tiras internasional 1,57 juta eksemplar itu dalam ulasannya mengatakan tak terlalu antusias mendukung Obama, tetapi menyebut Romney "tak cocok untuk menjadi Presiden AS".

0 komentar:

Posting Komentar